on Selasa, 20 Maret 2012
2.1           Bahasa
Bahasa adalah suatu system dari lambang bunyi arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Arbiter yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya. Bahasa yang biasa digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari yaitu Bahasa Lisan (primer) dan Bahasa Tulisan (sekunder).
Fungsi Bahasa antara lain :
·         Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sesame manusia
·         Sebagai alat untuk mengidentifikasikan diri seseorang
·         Sebagai alat ekspresi diri

2.2           Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah Bahasa yang digunakan oleh seluruh rakyat Indonesia untuk
Berkomunikasi. Bahasa Indonesia merupakan identitas dari Negara Indonesia. Selain itu Bahasa Indonesia juga merupakan Bahasa Persatuan sebagaimana yang tercantum dalam isi Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928.

Fungsi Bahasa Indonesia terbagi menjadi 2, yaitu ;
1)      Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
2)      Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Nasional






Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
·         Sebagai Bahasa Resmi Kenegaraan, artinya Bahasa Indonesia sering digunakanan pada saat situasi formal.
·         Sebagai Pengantar Bahasa Pendidikan, artinya penggunaan Bahasa Indonesia sangat diperlukan agar apa yang ingin disampaikan dapat terlaksana dengan baik.
·         Sebagai Alat Penghubung Tingkat Nasional, contohnya dalam event tingkat nasional sangat diperlukan Bahasa Indonesia yang dapat dimengerti oleh semua orang.
·         Sebagai Alat Pengembang IPTEK, contohnya dalam pembuatan skripsi yang diharuskan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.


Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Nasional

·         Sebagai Lambang Kebangsaan Negara. Kita patut bangga pada Bahasa Indonesia karena tidak semua Negara memiliki bahasa nasional. Contohnya Negara Singapura, penduduk Singapura tidak menggunakan bahasa Singapura melainkan menggunakan Bahasa Inggris.
·         Sebagai Identitas Bangsa. Bila kita menggunakan Bahasa Indonesia di luar negeri, pasti masyarakat disana akan langsung mengenali bahwa itu adalah Bahasa Indonesia. Karena tidak ada Negara lain selain Indonesia yang menggunakan Bahasa Indonesia.
·         Sebagai Alat Pemersatu dan Penghubung Antar Daerah. Artinya Bahasa Indonesia yang menjadi pemersatu dari seluruh Bahasa Daerah yang terdapat di Indonesia.


2.3           Globalisasi

Globalisasi adalah suatu proses dimana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegarasaling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Proses penyebaran unsur baru / asing yang menyangkut informasi secara mendunia salah satunya menggunakan media cetak (Koran, majalah) dan menggunakan media elektronik (televisi, radio, handphone) bahkan hingga lewat internet yang dapat di akses kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun.


Dampak positif Globalisasi di Bidang Bahasa Indonesia :

·         Bahasa Indonesia menjadi lebih dikenal oleh warga Negara asing yang berada di Indonesia di karenakan banyak turis dari berbagai Negara yang berdatangan ke Indonesia untuk berlibur. Tidak hanya untuk berlibur, warga Negara asing tersebut datang ke Indonesia untuk mempelajari Bahasa Indonesia.

Dampak negative Globalisasi di Bidang Bahasa Indonesia :
·         Selain kehadiran Globalisasi membawa dampak positif namun membawa dampak negative juga. Dampak negative tersebur terlihat dari kebiasaan para pelajar SMA (Sekolah Menengah Atas) ketika berkomunikasi secara lisan mereka menggunakan Bahasa Indonesia yang kurang baik. Biasanya mereka menggunakan bahasa gaul.

NAMA:
Fajar Budi Harsakti (10111123)
Marianus Claudio Saka Mada (10111131)


·       Pengertian Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa nusantara. Pantun merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.


·       Fungsi Pantun
Pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata . Pantun juga berfungsi untuk menyatakan curahan hati.


·       Peran Pantun
Peran pantun bagi manusia sebagai alat pemelihara bahasa, pantun juga berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.









Ciri-ciri Pantun

·       Setiap bait terdiri 4 baris
·       Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Sampiran adalah 2 baris pertama,  kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya) dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud lain untuk menyampaikan rima atau sajak.
·       Baris 3 dan 4 merupakan isi
Isi merupakan tujuan dari pantun tersebut.
·       Bersajak a – b – a – b
·       Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
·       Berasal dari Melayu (Indonesia)
                                                                                         


Jenis-jenis Pantun

·       Pantun Adat
·       Pantun Agama
·       Pantun Budi
·       Pantun Jenaka
·       Pantun Kepahlawanan
·       Pantun Kias
·       Pantun Nasihat
·       Pantun Percintaan
·       Pantun Peribahasa
·       Pantun Perpisahasan
·       Pantun Teka-teki



Contoh-contoh Pantun

1.    Pantun Adat
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka


2.    Pantun Agama
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa


3.    Pantun Budi  
Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak
Musuh tidak saya cari


4.    Pantun  Jenaka
jangan suka makan mentimun
karna banyak getahnya
hai kawan jangan melamun
melamun itu tak ada gunanya  

5.    Pantun Kepahlawanan
jangan suka makan mentimun
karna banyak getahnya
hai kawan jangan melamun
melamun itu tak ada gunanya

6.    Pantun Kias
Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi

7.    Pantun Nasihat
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu

8.    Pantun Percintaan
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang

9.    Pantun  Peribahasa
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
10.           Pantun Perpisahan
Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan

11.           Pantun Teka-teki
Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi


Struktur Pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi.
Sebagai contoh dalam pantun dibawah ini :

Air dalam bertambah dalam
Hujan dihulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh

Beberapa sarjana eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu baris pantun terdiri atas 4 - 6 kata dan 8 – 12 suku kata. Namun aturan ini tidak selalu berlaku.

Nama : Dimas Dwicahyo
Surat Resmi adalah Surat merupakan alat komunikasi yang tidak didukung oleh mimik dan gesture karena itu surat harus bebas dari salah tafsir. Agar tidak menimbulkan salah tafsir, bentuk dan bahas surat harus mengikuti ragam yang telah dibakukan.

surat resmi memiliki bagian-bagian yang tetap, yaitu

1 . kepala surat

Kepala surat yang ditulis lengkap terdiri atas (a) nama instansi, (b) alamat lengkap, (c) nomor telepon, (d) nomor kotak pos, dan (e) lambang atau logo. Pada contoh di atas, kelima unsur tersebut ada pada kepala surat
Dalam penulisan kepala surat hal-hal berikut perlu diperhatikan.

1. Nama instansi tidak disingkat, misalnya Osis, tetapi Organisasi Sekolah Intra Sekolah
2. Kata jalan tidak disingkat dengan Jl. atau Jln., tetapi Jalan
dengan J kapital.
3.Kata telepon hendaknya ditulis dengan cermat, telepon; bukan tilpun, telpun, dan tidak disingkat menjadi Telp atau Tlp.
4 Kata kotak pos hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Kotak Pos; jangan disingkat menjadi Kotpos. Jangan pula kamugunakan P.O. Box atau Post Office Box.
5 Kata telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa diantarai dengan tanda titik dua (:), sedangkan nomor-nomor yang mengikutinya ditulis dengan tanpa tanda titik atau spasi pada setiap hitungan tiga angka karena bukan merupakan

2 . tanggal penulisan surat

Tanggal surat ditulis lengkap, yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf yang diawali huruf kapital, dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota, karena nama kota sudah ada pada kepala surat. Setelah tanggal tidak ada tanda baca.
Berikut contoh penulisan tanggal yang salah
Surabaya : 16 Januari 2008
Surabaya, 16 Januari 2008
16 -01-2008
16 Jan 2008

3 . nomor, lampiran, dan hal surat

Kata nomor, lampiran, dan hal ditulis dengan diawali huruf kapital dan diikuti dengan tanda titik dua (:) yang ditulis secara estetik sesuai dengan panjang ketiga kata tersebut.
Kata nomor dan lampiran dapat disingkat secara taat asas dengan No. dan Lamp.

Penulisan Nomor Yang Salah
Penulisan Nomor Yang Benar
Nomer: 110/U/OSIS/2007,-
Nomor: 110/U/OSIS/2007
No: 110/U/OSIS/2007,
No: 110 / U /OSIS / 2007
Nomor: 110/U/OSIS/2007
Nomor: 110.U.OSIS.2007

Kata Lampiran atau Lamp. diikuti tanda titik dua (:) dan disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang ditulis dengan huruf, bukan dengan angka, dan tidak diakhiri dengan tanda baca. Awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.

Penulisan Lampiran Yang Tidak Dianjurkan
Penulisan Lampiran Yang dianjurkan
Lampiran: 1 berkas
Lampiran: Satu berkas
Lamp: 1 (Satu) berkas
Lamp: Satu berkas

Kata hal diikuti oleh tanda titik dua dan disertai dengan pokok surat yang diawali dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda baca. Pokok surat hendaknya dapat menggambarkan pesan yang ada pada isi surat.
Penulisan Hal Yang Tidak Dianjurkan
Penulisan Hal Yang dianjurkan
Hal : Permohonan Izin mengadakan studi banding
Hal : Permohonan izin
Hal : Perpanjangan Izin Penelitian
Hal : Permintaan data lomba desa
2008
Hal : Perpanjangan izin penelitian
Hal : Permintaan data lomba desa 2008
Hal : Petunjuk Pembinaan Desa
Tertinggal
Hal : Petunjuk pembinaan desa tertinggal

4 alamat tujuan

Dalam menuliskan alamat surat, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1. Penulisan nama penerima surat harus cermat dan lengkap sesuai dengan kebiasaan si pemilik nama menulis namanya.
2. Nama diri penerima surat ditulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsurnya, bukan huruf kapital semua.
3. Penulisan alamat surat juga harus cermat, lengkap, dan informatif.
. Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup ditulis Yth. Dengan huruf awal huruf kapital disertai dengan tanda titik. Penggunaan kata kepada sebelum nama diri tidak diperlukan karena kepada merupakan kata penghubung antar bagian kalimat yang menyatakan arah. Alamat pengirim juga tidak perlu memakai kata dari yang menyatakan asal.
5. Kata Saudara ditulis dengan disingkat, Sdr., sedangkan kata Bapak dan Ibu ditulis lengkap, tanpa disingkat.
6. Jika nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr., dr., atau Drs., atau memiliki pangkat seperti kolonel atau kapten, kata sapaan Bapak, Ibu, Sdr tidak digunakan.
7. Jika yang dituju nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak digunakan agar tidak berhimpit dengan gelar, pangkat, atau jabatan.
8. Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat. Alamat yang lebih sempit dengan alamat yang lebih luas tingkatannya diantarai dengan tanda koma.
9. Nama alamat yang dituju hendaklah nama orang yang disertai dengan nama jabatannya, atau nama jabatannya saja, dan bukan nama instansinya.

Penulisan Alamat yang Tidak Dianjurkan
Penulisan Alamat yang Dianjurkan
KEPADA
Yth. Bpak. Biro Tata Usaha
Kantor Pemda Tingkat I Jatim
Jln. Pahlawan Nomor 2
SURABAYA
Kepala Biro Tata Usaha
Kantor Pemerintah Daerah
Kantor Pemerintah Daerah
Tingkat I
Propinsi Jawa Timur
Jalan Pahlawan 2
S u r a b a y a

5 salam pembuka dan penutup

Contoh salam pembuka adalah sebagai berikut:
Salam sejahtera,
Saudara…,
Ibu… yang terhormat,
Di samping itu ada salam yang bersifat khusus,
Assalaamu’alaikum W.W.,
Salam Pramuka,
Salam Perjuangan,
Merdeka,
Salam penutup yang lazim adalah sebagai berikut.
Hormat saya,
Hormat kami,
Salam takzim,
Wassalam,

6 isi surat (tubuh surat)

Secara garis besar, isi surat dapat dikelompokkan menjadi bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
Contoh bagian pembuka
1. Pada tanggal 5 Februari 2007 kami akan menyelenggarakan lomba pembacaan puisi. Tujuan lomba adalah ….
2. Pernyataan Saudara yang tertera pada surat Saudara tanggal 25 Januari 2007, No. 29/Pr./H/I/2007 akan kami jawab sebagai berikut.
Contoh bagian penutup
1. Atas perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih.
2. Demikian permohonan kami. Atas perhatian dan perkenan Bapak, kami menyampaikan terima kasih.
Contoh penulisan paragraf penutup yang tidak dianjurkan:
1. Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.
2. Demikian harap maklum.
3. Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya, dihaturkan beribu-ribu terima kasih.

7 pengirim surat (tanda tangan, nama terang, dan jabatan)

Penulisan pengirim surat perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Nama tidak perlu ditulis dengan huruf kapital seluruhnya, cukup ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama tiap unsurnya.
2. Nama tidak perlu diberi tanda kurung, digarisbawahi, dan tidak perlu diakhiri dengan tanda baca.
Contoh penulisan nama pengirim surat.

Penulisan Alamat yang Tidak Dianjurkan
Penulisan Alamat yang Dianjurkan
1. KEPADA
Yth. Bpak. Drs. Sukoco Joyonegoro Kepala Biro Tata Usaha
Kantor Pemda Tingkat I Jatim
Jln. Pahlawan Nomor 2
SURABAYA
2. Deby Sukamdani Ketua OSIS
KETUA OSIS
1. Yth. Bapak Sukoco Joyonegoro Kepala Biro
Tata Usaha Pemerintah Propinsi Jawa Timur
Jalan Pahlawan 2 Surabaya
2. Deby Sukamdani Ketua OSIS



8 tembusan (jika diperlukan

Ketentuan penulisan tembusan adalah sebagai berikut:

1.    Jika tembusan lebih dari satu, diberikan nomor urut tembusan.
2. Pihak yang diberi tembusan hendaknya nama jabatan atau nama orang, bukan nama instansi.
3. Dalam tembusan tidak perlu diberikan Kepada Yth atau Yth.
1.    Dalam tembusan tidak perlu ada ungkapan, untuk laporan, untuk diperhatikan, untuk bahanpertimbangan, atau ungkapan lain yang mengikat.
2.    Dalam tembusan tidak perlu ada ungkapan arsip atau pertinggal karena setiap surat resmi pasti ada tembusan.

Penulisan Alamat yang Tidak Dianjurkan
Penulisan Alamat yang Dianjurkan
Tembusan
1. Kepala Sekolah sebagai laporan.
2. Pembina OSIS sebagai pertimbangan.
3. Ketua OSIS sebagai bahan pertanggungjawaban.
Tembusan
1. Kepala Sekolah
2. Pembina OSIS
3. Ketua OSIS


NAMA: Adirahmat